Pengawetan Kayu, pengawetan kayu , Dewasa ini banyak sekali usaha dan produk bermunculan dengan berbagai bentuk dengan bahan utama kayu. namun sebagus apapun produk dengan bahan kayu ada masa nya, untuk itu kami hadir memberikan kenyamanan produk anda untuk masa yang lebih panjang, bahan pengawet kami secara alami memberikan perlindungan pada bahan kayu.
Bahan Pengawet Kayu kimia,
Berbagai perlakuan kimiawi yang berbeda telah dikembangkan untuk meningkatkan daya tahan dan umur pemakaian kayu. Perlakuan kimia semacam itu merasuk dalam sel-sel kayu, membuatnya tahan terhadap pembusukan, serangga, cuaca atau api.
Walaupun perawatan kimia menambah biaya kayu, tapi dapat meningkatkan kekuatannya secara signifikan. Ingat bahwa perlakuan terhadap kayu bukanlah solusi yang tidak aman yang akan mencegah pengurangan kualitas kayu. Melainkan menghambat pengurangan kualitas saat kayu digunakan di lingkungan normal. Pada lingkungan yang tidak normal, saran spesialis mengenai perincian untuk daya tahan harus dicari.
Perlakuan pengawet terhadap produk kayu atau kayu utuh melibatkan pengenalan bahan kimia yang stabil ke dalam struktur kayu yang melindungi kayu dari bahaya seperti organisme perusak kayu, seperti jamur dan serangga. Perawatan pengawet mungkin juga termasuk pengenalan bahan kimia yang menghambat api.
Perlakuan pengawet terhadap serangan jamur dan serangga
Untuk menentukan apakah penggunaan kayu yang diawetkan diperlukan, pertimbangkan hal-hal berikut ini:
- Adanya bahaya seperti kelembaban, serangga, jamur, api dll.
- Masa pakai yang diharapkan dari kayu
- Daya tahan alami kayu
- Jenis disain bangunan atau komponen
Tingkat perawatan pengawet kayu ditentukan dengan menggunakan skala tingkat bahaya yang sama, digunakan untuk menunjukkan tingkat bahaya.
- Tingkat Pengobatan H1 – cocok untuk digunakan di lingkungan H1 – dilindungi di dalam rumah – tidak ada risiko rayap
- Tingkat Pengobatan H2 – cocok untuk digunakan dalam Lingkungan bahaya H2 – dilindungi dengan risiko rayap (misalnya kayu di bawah lantai)
- Tingkat Pengobatan H3 – cocok untuk digunakan di Lingkungan bahaya H3 – di atas tanah luar (misalnya fascias, pergolas, beranda)
- Tingkat Pengobatan H4 – cocok untuk digunakan dalam lingkungan H4 – kontak dasar, umumnya kering
- Tingkat Pengobatan H5 – cocok untuk digunakan di lingkungan H5 – kontak tanah, agresif (misalnya tiang di daerah dengan permukaan air tinggi, tumpukan jembatan)
- Tingkat Pengobatan H6 – cocok untuk digunakan di lingkungan H6 – kontak air laut (misalnya kayu jetty)
Serangkaian standar yang dibuat khusus untuk industri pengolahan kayu memberikan tingkat retensi kimia dan kedalaman penetrasi untuk memenuhi persyaratan tingkat perlakuan H yang relevan.
Proses yang berbeda untuk memaksa bahan kimia ke dalam kayu memberikan kedalaman penetrasi yang sedikit berbeda, namun secara umum, kedalaman penetrasi bahan kimia mungkin tidak banyak berubah dengan meningkatnya tingkat pengobatan dengan menggunakan proses yang sama. Peningkatan kadar H memiliki persyaratan untuk meningkatkan tingkat retensi kimiawi (gram kimia yang terikat pada satu kg kayu).
Tingkat perawatan H1 dapat dicapai dengan semua metode. Tingkat pengobatan yang lebih tinggi biasanya dicapai dalam praktik dengan menggunakan perawatan CCA atau aplikasi LOSP, dan dengan konsentrasi garam yang lebih tinggi pada kayu. Tingkat pengobatan yang lebih tinggi menunjukkan bahwa pengobatan telah menembus lebih jauh ke dalam inti kayu.
Bahan Pengawet kayu Alami
“Sebelum digunakan untuk bangunan, kayu-kayu tersebut direndam di kolam terlebih dahulu selama hampir dua bulan. Cara seperti itu sudah biasa dilakukan hingga kini,” jelas Suatmaji (51 th) warga Karangyoso, Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah.
Tujuan pengawetan itu sendiri agar kayu tak mudah rusak, terutama oleh serangan hama kayu seperti bubuk, teter, rayap, bubuk (jamur), dan lain-lain. Pengawetan dilakukan dengan teknis maupun bahan yang ada di alam sekitar.
Ada jenis kayu yang makin lama direndam makin awet. Sebaliknya ada kayu tertentu yang tak perlu berlama-lama dalam rendaman. Namun teknik pengawetan dengan perendaman menyisakan masalah.
Direndam
Salah satunya, membutuhkan bak atau tempat penampungan air yang ukuran panjangnya harus sesuai dengan ukuran panjang kayu yang akan direndam. Warga pedesaan biasanya memanfaatkan sungai untuk tempat perendaman. Masalah lainnya, kayu yang direndam akan mengalami perubahan warna menjadi agak kusam.
Cara pengawetan dengan direndam kurang praktis ketika penggarapan kayu harus dilakukan sesegera mungkin.
Diasap
Selain perendaman, pengawetan kayu juga bisa dilakukan dengan pengasapan. Caranya dengan menghembuskan asap langsung pada permukaan kayu secara kontinyu.
Teknik inilah yang kemudian berkembang menjadi pengovenan.
Pengasapan sederhana sering dilakukan warga pedesaan dengan cara menempatkan batangan kayu, yang akan digunakan untuk bahan bangunan atau mebel, di atas tungku masak di dapur yang bahan bakarnya menggunakan kayu bakar.
Kayu yang terkena asap secara langsung dan rutin selama jangka waktu tertentu dipastikan tahan rayap, bubuk, jamur atau lapuk, maupun serangga kayu lainnya.
Pengolesan
Teknik pengawetan yang paling praktis yang saat ini banyak dilakukan adalah pengolesan bahan pengawet.
Caranya adalah dengan mengoleskan bahan pengawet pada seluruh permukaan kayu.
Bahan pengawet bisa pabrikan, bisa pula memanfaatkan bahan sederhana yang gampang didapatkan tanpa harus membeli.
Bahan-pengawet sederhana yang kerap digunakan masyarakat pedesaan misalnya oli bekas, minyak tanah yang diramu urea dan juga campuran ampas kelapa dengan cuka.
Berikut ini tips sederhana memilih bahan pengawet kayu yang tepat untuk kebutuhan anda
1. Pahami karakter jenis kayu atau material yang anda gunakan sebelum memilih bahan pengawet kayu apakah jenis kayu / material yang anda gunakan lebih rentan terhadap serangan jamur ataukah lebih rentan terhadap serangan serangga kayu seperti rayap, kumbang bubuk / teter kayu atau bahkan keduanya
2. Pilih dan ketahui serta pastikan bahan aktif yang terkandung dalam bahan pestisida yang akan digunakan tepat untuk mengatasi masalah anda Tidak jarang orang salah memilih obat pestisida anti serangga (insecticide) untuk mencegah serangan jamur yang menjadi permasalahan utamanya atau sebaliknya, meskipun ada beberapa bahan pestisida yang telah diformulasikan mengandung bahan anti serangga dan anti jamur kayu sekaligus.