Jamur blue stain dan jamur permukaan pada kayu memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Meski sama-sama menyerang kayu, namun letak dan efek dari kemunculannya ternyata berbeda.
Menggunakan kayu sebagai bahan baku pembuatan furnitur maupun beragam kebutuhan mebel lainnya sudah menjadi hal yang lazim. Terlebih dengan kebutuhan hunian dengan nuansa alami yang saat ini malah berubah menjadi tren.
Keunggulan dan Kelemahan Penggunaan Material Kayu
Beragam bentuk furnitur kerap menghiasi aneka tipe hunian dari berbagai tema yang diusung. Karena pemanfaatan material kayu yang fleksibel dan sangat sesuai dengan hampir semua tema hunian.
Meski sering dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan manusia termasuk untuk furnitur, bukan berarti penggunaan material kayu bebas hambatan. Sama halnya dengan material lainnya, penggunaan kayu juga memiliki keunggulan sekaligus kelemahannya sendiri.
Sebagai material utama yang digunakan sebagai bahan baku mebel di rumah Anda, ada baiknya Anda mengenali keunggulan dan kelemahan bahan baku kayu furnitur Anda.
Keunggulan penggunaan material kayu
Pemanfaatan kayu untuk beragam kebutuhan manusia tentu membuktikan bahwa bahan ini memiliki banyak keunggulan. Keberadaan bahan ini pada hunian Anda akan memberikan kesan yang berbeda jika dibandingkan dengan bahan lainnya.
Kayu telah digunakan dan dimanfaatkan sejak ribuan tahun lalu untuk berbagai kebutuhan manusia. Begitu pula fungsinya untuk bahan baku pembuatan rumah karena dianggap sebagi bahan yang punya nuansa alami.
Sebagai material yang berasal dari alam, kayu termasuk material yang tidak mengandung bahan beracun. Material ini juga tidak berpotensi membawa zat kimia bagi hunian Anda.
Keunggulan dari kayu juga karena kesan eksotisnya yang semakin lama digunakan justru semakin menarik. Keawetan kayu akan menambah kesan estetika sekaligus nilai jualnya.
Kelemahan pemanfaatan material kayu
Dengan beragam keunggulan yang dimiliki oleh material kayu bukan berarti material ini bebas dari kelemahan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kondisi kayu adalah cuaca.
Cuaca ini terutama mempengaruhi kayu saat kondisi dingin. Cuaca dingin akan membuat kayu menjadi lembab. Pada kondisi lembab inilah biasanya kayu akan berlumut. Belum lagi kondisi seperti kayu mengalami penyusutan.
Pengaruh cuaca lambab juga ikut mengundang jamur untuk nangkring pada material kayu. Kehadiran jamur ini akan membuat kayu menjadi tidak layak pakai atau menjadi hilang nilai estetikanya. Seperti halnya rayap, serangan jamur juga menimbulkan permasalahan yang serius jika dibiarkan begitu saja.
Ada 2 jenis jamur yang biasa muncul pada material kayu, yaitu jamur yang menyerang substrat kayu dan jamur yang menyerang permukaan kayu. Keduanya memiliki perbedaan, Anda bisa simak perbedaan mengenai keduanya pada pembahasan di bawah ini.
Perbedaan Jamur Blue Stain dan Jamur Permukaan
Kemunculan jamur pada kayu sebenarnya tidak bisa disamakan secara umum, meskipun sama-sama muncul dalam wujud jamur. Serangan yang dihasilkan dari masing-masing jamur memiliki perbedaan. Bahkan dari lokasi kemunculan keduanya juga memiliki perbedaan tersendiri.
Secara lebih terperinci, berikut ini perbedaan dari kedua jenis jamur yang menyerang kayu.
Jamur Blue Stain
Cara yang paling mudah untuk membedakan antara jamur blue stain dengan jamur permukaan adalah tempat kemunculannya. Jamur blue stain ataupun black stain dan white stain adalah jamur yang cenderung menyerang bagian substrat kayu.
Hasil serangan dari jamur blue stain sendiri bisa merusak kondisi substrat kayu sehingga bagian substrat kayu tertutup oleh jamur. Akibat serangan jamur ini, warna kayu akan berubah warna menjadi biru kehitaman.
Yang merugikan dari serangan jamur ini bukan hanya membuat tampilan kayu menjadi tidak menarik. Tetapi juga bisa menurunkan nilai jualnya karena warna kayu doreng akan cukup sulit untuk difinishing.
Hal ini akan sangat mengganggu bagi Anda yang membutuhkan kayu dengan kondisi substrat yang baik. Kayu yang terkena serangan blue stain tidak akan mendapat hasil maksimal ketika akan difinishing dengan tema natural transparan.
Jamur Permukaan
Letak serangan jamur ini ada pada permukaan kayu, berbeda dengan blue stain yang menyerang area substrat kayu. Jamur yang berada pada permukaan kayu ini akan sangat mengganggu jika Anda ingin melakukan finising.
Kayu yang permukaannya ditumbuhi jamur juga akan tampak kurang menarik dan membutuhkan penanganan khusus. Dalam kondisi kelembaban udara yang tinggi seperti saat musim hujan, kayu akan sangat rawan ditumbuhi jamur pada permukaannya.
Untuk mengatasi masalah akibat kemunculan jamur jenis ini, sebenarnya bisa dilakukan dengan cukup mudah. Cara yang sering dilakukan diantaranya yaitu dengan mengelap lapisan permukaan kayu menggunakan kain atau lap yang telah dibasahi.
Lapisan jamur yang menempel akan hilang dengan mudah namun biasanya akan mudah muncul kembali. Untuk mencegah kemunculannya, sebaiknya gunakan produk untuk perawatan kayu agar terhindar dari jamur.
Rekomendasi Produk untuk Mengatasi Jamur Blue Stain dan Jamur Permukaan
Baik serangan jamur blue stain maupun jamur permukaan sebenarnya bisa diatasi dengan mudah tanpa khawatir akan muncul kembali. Cukup dengan melakukan perawatan rutin menggunakan produk yang tepat dan berkualitas.
Untuk mengatasi permasalahan akibat kemunculan jamur blue stain, Anda bisa menggunakan produk fungisida dari Biocide Wood Fungicide. Sementara untuk mengatasi masalah akibat munculnya jamur pada permukaan kayu Anda bisa menggunakan Biocide SFP.
Apakah perbedaan dari kedua produk tersebut? Yuk simak informasi lebih lanjut mengenai keduanya pada pembahasan di bawah ini.
Perbedaan Produk Biocide SFP dan Biocide Wood Fungicide untuk Atasi Jamur pada Kayu
Ada perbedaan yang membuat kedua produk fungisida dari Biocide ini memiliki spesifikasi yang berbeda. Hal tersebut tentu saja berasal dari kandungan bahan aktif yang dimiliki keduanya. Biocide Surface Film Preservative (SFP) mengandung Diuron dan Carbendazim Calcium bis (dodecybenxenesulfonate).
Kombinasi dari kedua bahan aktif tersebut membuat Biocide SFP sangat optimal mengatasi masalah kemunculan lumut dan jamur pada permukaan kayu. Sementara pada Biocide Wood Fungicide mengandung kombinasi bahan aktif Methylene Bis Tiosianate (MBT) dan 2-thiocyanomethyl thiobenzothiazole TCMBT).
Dengan kedua bahan aktif tersebut, fugisida Biocide Wood Fungicide mempunya efektifitas lebih tinggi untuk mengatasi masalah akibat jamur substrat. Lebih spesifiknya aneka permasalahan jamur seperti blue stain, black stain serta white stain.
Di Manakah Anda Bisa Mendapat Produk untuk MengatasiJamur Blue Stain dan Jamur Permukaan?
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut atau pemesanan mengenai produk ini, silahkan hubungi HotLine kami di sini : HotLine Bio. Atau melaui e-mail di [email protected].
Anda dapat membeli seluruh varian produk dari Bioindustries secara online melalui beberapa kanal marketplace kami berikut ini:
Anda juga bisa membeli seluruh produk dari Bioindustries secara langsung di beberapa service point kami berikut ini:
Bio Center Yogyakarta
Jl. Sidikan 94, Surosutan, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia 55162
Phone / fax: 0274 388301
Hp / WhatsApp: Klik Di Sini
e-mail: [email protected]
Bio Service Point Jepara
Jl. Raya Kudus Km. 9, Ngabul, Tahunan, Jepara, Jawa Tengah 59417
Phone: 0291 598992
e-mail: [email protected]
Bio Service Point Cirebon
Jl. Escot No.42 RT.014/RW.04, Desa Tegalwangi, Weru, Cirebon, Jawa Barat 45154
Phone: 0231 320759
e-mail: [email protected]