Keberadaan kayu dan bambu tidak hanya diminati oleh manusia tetapi termasuk jamur dan serangga. Hal ini dikarenakan tumbuhan tersebut memiliki banyak nutrisi dan cocok digunakan sebagai habitat. Sayangnya, cara mereka mengambil nutrisi atau tumbuh meninggalkan jejak yang sangat merugikan. Sehingga, manusia harus melakukan pengawetan kayu dan bambu untuk mencegah kerusakan akibat organisme-organisme tersebut.
Serangan lumut dan jamur dimulai sejak tumbuhan ditebang. Kayu dan bambu yang baru saja ditebang memiliki kondisi yang masih basah (lembab). Kondisi ini ditambah dengan kandungan kimia kayu ( lignin dan polysakarida) membuat kayu dan bambu atau material sejenisnya rentan seranggan serangga dan jamur. Oleh karena itu, ide pengawetan kayu dan bambu terbaik dimulai dari proses penebangan.
3 Aturan Penebangan Pohon yang Wajib dipatuhi
Memperhatikan aturan penebangan pohon wajib dilakukan oleh setiap industri pengolahan kayu. Aturan tersebut meliputi tiga hal yaitu usia, masa, dan cara penebangan. Dengan begitu, proses awal pembahanan kayu ini tetap terkontrol serta tidak menimbulkan kerugian bagi pihak lain (kehidupan). Di sisi lain, mengikuti tiga faktor di atas sebagai sistem pengawetan kayu dan bambu adalah ide yang cerdas.
Kayu yang sudah siap tebang serat kayu yang sudah optimal. Sementara itu, kayu yang masih muda rentan akan serangan jamur dan serangga. Hal ini disebabkan oleh kandungan lignin dan polysakarida yang masih tinggi. Lignin ialah komponen utama pembentukan serat kayu dan polysakarida adalah nutrisi yang dihasilkan oleh kayu. Kedua komponen tersebut sangat dibutuhkan organisme-organisme tersebut untuk bertahan hidup.
Masa tebang kayu dan bambu juga harus diperhatikan. Saran terbaik dalam menebang pohon ialah pada akhir musim kemarau. Pada masa ini, kayu memiliki kandungan nutrisi yang sangat rendah. Sementara itu, pada musim penghujan, pohon biasanya menyerap nutrisi sebanyak-banyaknya sebagai cadangan dimusim kemarau. Di musim penghujan kondisi kayu lebih basah dibandingkan pada masa sebaliknya.
Faktor ketiga yang mempengaruhi kualitas kayu ialah teknik penebangannya. Sebagai contoh ialah teknik penebangan kayu jati dimana bagian pokok kayu dikelupas kulitnya. Tujuan dari teknik ini ialah menghentikan proses penyaluran nutrisi kayu yang dilakukan oleh akar. Sementara itu, nutrisi yang masih ada akan terserap habis proses metabolisme sampai pohon itu mati dan mengering.
Menggunakan Bahan Pengawet Kayu Sebagai Langkah Berikutnya
Mematuhi aturan penebangan pohon akan menghasilkan kayu dan bambu yang berkualitas. Selain itu, aturan ini membuat industri pengolahan kayu tidak akan melakukan penebangan secara sembarang yang dapat merugikan pihak lain. Namun, mengikuti aturan tersebut hanyalah dasar dalam sebuah proses treatment kayu. Proses tersebut harus tetap dilanjutkan hingga proses finising. Selama proses bertahan hidup, tumbuhan yang ditebang masih rentan akan serangan serangga dan jamur.
Oleh karena itu, diperlukan treatment yang lebih lanjut menggunakan obat pengawet kayu. Untuk mengantisipasi serangan serangga, pengawetan kayu dapat menggunakan BioCide Insecticide. Sementara itu, Biocide Surface Film Preservative dan Biocide Wood Insecticide efektif mencegah tumbuhnya sebagai macam jamur perusak kayu. Proses pengawetan kayu dan bambu dengan produk tersebut relative lebih aman. Selain itu, masa aktif cairan dalam kayu atau material lainnya dapat stabil hingga 2 tahun.