Jamur kayu blue stain seringkali mencul saat masa pengeringan kayu, lalu seperti apa pengaruh yang ditimbulkan jenis jamur ini bagi usaha kayu Anda?
Jamur kayu Blue Stain Menyebabkan Toughness
Pengaruh blue stain terhadap kekuatan kayu telah diteliti secara intensif oleh banyak peneliti. Seperti Findlay dan Pettifor (1937), dalam hasil risetnya yang berjudul The effect of sap stain on the
properties of timber menyatakan bahwa, blue stain berpengaruh tidak nyata terhadap kekuatan tekan dan lengkung kayu, tetapi terhadap beban tiba-tiba (toughness) mungkin sangat berpengaruh.
Findlay dan Pettifor menemukan bahwa toughness dari kayu yang terserang hebat oleh blue stain berkurang sebesar 30 persen dari kayu yang sehat. Sedangkan kayu yang disterilkan secara berselang-seling dengan uap air, merangsang pertumbuhan jamur dengan hebat, sehingga mengakibatkan menurunnya toughness sebesar 40 persen.
Kayu yang terserang hebat oleh blue stain, biasanya mengalami penurunan berat jenis 1 – 2 persen dan toughness 15 – 30 persen. Kayu-kayu daun lebar dari daerah tropis yang terserang blue stain menurun kekuatannya antara lain toughness menurun 43%. Peneliti lain juga mengatakan bahwa kayu yang terserang blue stain sebesar 0,46 – 42,9 persen tergantung dari cara penetrasi dan jenis jamurnya.
Cara penanggulangan blue stain bersifat pencegahan, sebab sekali pewarnaan terjadi, tidak dapat diberantas atau dihilangkan. Cara yang paling efektif adalah pengeringan kayu secepatnya. Cara lain dengan perendaman atau dengan penyemprotan dengan bahan pengawet secara intensif. Untuk itu, bahan yang terpercaya ialah BioCide Wood Fungicide. Produk pengawet kayu yang merupakan respon atas keruskan besar akibat jamur, sebagaimana peneliti mengungkapnya.
(Baca Juga: Yuk Mengenal Jenis Kumbang Bubuk Kayu )
Jamur Kayu Blue Stain Menyebabkan Discoloration
Secara umum perubahan warna kayu berarti hilangnya warna kayu atau discoloration dari cerah menjadi suram atau dari warna tua menjadi muda. Stain (wood stain, jamur pewarna kayu) adalah discoloration juga, tetapi perubahan warna kayu yang asli ke warna lain, sehingga kayu nampak suram atau shade.
Christensen dan Kaufert melakukan penelitian tentang jamur kayu blue stain ini, sebagaimana tertuang dalam buku Boyce, Forest Pathology (1961), tergantung dari macam penyebabnya, stain dapat terjadi pada kayu daun jarum atau kayu daun lebar sejak kayu masin berdiri, termasuk kayu akasia, baik berupa dolok, kayu gergajian, serpihan dan bubur kayu, barang jadi dan kayu pasangan.
Stain ini menimbulkan kerugian besar pada industri perkayuan. Meskipun untuk sementara, stain masih dianggap tidak menurunkan kekuatan kayu, tetapi berkurangnya keindahan kayu mengurangi peminat pemakai. Ada pendapat bahwa kayu yang terserang stain juga telah terserang decay (busuk kayu) dan telah dibuktikan oleh Scheffer pada jurnalnya yang berjudul Microbiological degradation and the causal organism (1973), bahwa kayu yang terserang stain lebih mudah terserang decay.
Mencegah Pelapukan/decay menggunakan apa?
Mencegah terjadinya decay oleh jamur kayu blue stain, BioCide Wood Fungicide hasil olahan BioIndustries hadir di tengah masyrakat pencinta kayu. Dan tentu saja, masyarakat yang sedang melawan jamur-jamur perusak minat customer ini.