Siapa yang mengira bahwa kayu ternyata memiliki dampak baik untuk kesehatan. Efek kayu bagi kesehatan tersebut ditunjukkan oleh beberapa penelitian yang menggunakan berbagai macam metode analisis.
Pada masa lalu, orang Indonesia menggunakan kayu untuk hampir semua produk yang ia gunakan. Kini, penggunaan kayu telah berkurang banyak. Kayu mulai digantikan oleh material-material seperti plastic, UPVC, alumunium, hingga besi.
Padahal, belakangan ini ternyata ditemukan adanya efek kayu bagi kesehatan yang sangat positif. Setidaknya terdapat tiga penelitian yang menunjukkan efek kayu yang mampu menurunkan tingkat stress seseorang.
Penelitian pertama dilakukan Yuko Tsunetsugu dari Forestry and Forest Products Research Institutet Jepang. Hasil dari penelitian tersebut adalah korelasi antara penurunan tekanan darah dan penggunaan kayu dalam ruangan. Ditemukan bahwa ketika seseorang masuk ke dalam ruangan yang 90%-nya terbuat atas kayu, kemungkinan besar tekanan darahnya akan turun. Tekanan darah sendiri memiliki kaitan dengan produksi hormon adrenalin yang biasanya menyebabkan seseorang tidak tenang.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh peneliti dari Department of Wood Science and Design, National Pingtung University of Science and Technology dan Department of Psychology, National Kaohsiung Medical Univ. Efek kayu bagi kesehatan dieksperimentasikan menggunakan dengan cara mempersilahkan subjek penelitian masuk ke dalam tiga ruangan. Ketiga ruangan tersebut sama persis kecuali jenis lantai yang digunakan. Ruangan pertama menggunakan lantai keramik, ruangan kedua menggunakan lantai kayu maple, dan ruangan ketiga menggunakan lantai kayu Inciensio. Subjek yang masuk segera diukur aktivitas otaknya menggunakan EEG.
Dari segi persepsi psikologi, ditemukan bahwa kebanyakan subjek penelitian menganggap ruangan yang menggunakan lantai kayu lebih hangat, rileks, nyaman, serta disukai. Hasil ini sejalan dengan analisis EEG. Berdasarkan analisis EEG yang dilakukan, ditemukan peningkatan aktivitas gelombang alpha pada otak. Gelombang alpha sendiri adalah jenis gelombang yang menunjukkan penurunan tingkat stress pada seseorang.
Efek kayu bagi kesehatan pun semakin terkonfirmasi dengan penelitian yang dilakukan oleh Saito. Saito berhasil menemukan adanya korelasi antara penggunaan kayu dengan tingkat stress seseorang. Subyek penelitian yang diminta masuk ke ruangan yang terbuat dari kayu cedar Jepang ternyata mengalami peneurunan tingkat stress. Hal itu ditunjukkan berdasarkan analisis pada \perubahan komposisi kimia pada air liur setiap subjek penelitian.
Ketiga penelitian yang menunjukkan efek kayu bagi kesehatan di atas pun memunculkan ide penggunaan material ini di rumah sakit. Diharapkan, penggunaan kayu bisa menurunkan tingkat stress sehingga pasien bisa lebih cepat sembuh. Namun, tentu saja ide ini hanya akan efektif bila kayu yang digunakan dalam kondisi baik.
Sebagai material organik, kayu sangat rentan terkena serangan jamur dan rayap. Bila kayu yang digunakan tidak berkualitas, ia malah akan memicu penyakit baru pada pasien. Salah satu usaha agar kondisi kayu lebih awet adalah aplikasi pengawetan kayu atau wood presevative. Pada proses tersebut, kayu-kayu akan diberikan treatment menggunakan bahan-bahan seperti insektisida dan fungisida. Dengan demikian, berbagai serangan organisme bisa dicegah sedini mungkin.