You are currently viewing Pentingnya Pengawetan Kayu Jabon agar Terhindar dari Rayap Perusak

Pentingnya Pengawetan Kayu Jabon agar Terhindar dari Rayap Perusak

Pengawetan kayu jabon sangat penting agar pemakaiannya lebih lama dari kemampuan aslinya. Oleh karena pilihlah cara pengawetan kayu jabon yang tepat.

Kayu jabon (Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.) dapat digunakan sebagai kayu substitusi, karena jabon dapat tumbuh dengan cepat. Hingga umur 5 tahun saja tegakan jabon sudah memiliki riap diameter rata-rata 1,2-11,6 cm per tahun dan riap tinggi rata-rata 0,8-7,9 m per tahun, selain itu kayu ini mudah dikeringkan, mudah dipotong dan direkatkan. Penyusutan kayu jabon rendah, penyusutan radial 0,8 % dan tangensial 2,1 %. Kayu jabon memiliki kelas awet V. Dengan kelas awet tersebut kayu jabon rentan terhadap organisme perusak kayu.

Salah satu organisme perusak kayu yang berpotensial untuk merusak kayu adalah rayap. Rayap memakan kayu dan bahan yang berselulosa sehingga mengakibatkan kerusakan dan kerugian yang cukup besar.Rayap yang umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah rayap kayu kering (Cryptotermes cynochepalus Light.).

Kerugian ekonomis akibat serangan rayap pada bangunan mencapai 2,79 triliun rupiah pada tahun 2000, kemudian pada tahun 2010 dugaan kerugian mencapai 5,17 triliun rupiah dan pada 2015 diduga meningkat hingga 8,68 triliun rupiah. Hal ini diperkuat dengan kondisi kayu yang digunakan saat ini rata-rata memiliki kelas awet rendah.

Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara meminimalisir kekurangan kayu jabon dengan kelas awet rendah yang rentan terhadap serangan rayap, agar penggunaannya lebih efektif dan efisien serta dapat mengurangi kerugian akibat rayap yang dari tahun ke tahun terus meningkat.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan proses pengawetan kayu jabon. Pengawetan kayu jabon dapat meningkatkan keawetan dan ketahanan kayu untuk memperpanjang umur pemakaian kayu sehingga dapat mengurangi biaya akhir. Pengawetan kayu jabon dikatakan berhasil apabila bahan pengawet yang digunakan dapat melakukan absorpsi (penyerapan), penetrasi (daya masuk), dan retensi dengan baik pada kayu. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengawetan diantaranya adalah metode pengawetan, bahan pengawet dan konsentrasi bahan pengawet.

Baca juga:
Proses Pengawetan Kayu Untuk Para Penghobi Kayu
Yuk Mengenal Jenis-Jenis Jamur Kayu
Apa Kata Peneliti Tentang Jamur Kayu Blue Stain?

Bahan Pengawet Dan Pilihan Metode Pengawetan

Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam pengawetan kayu yaitu: pengawetan kayu dengan tekanan, tanpa tekanan, dan metode khusus. Proses tanpa tekanan telah digunakan secara luas salah satunya yaitu pengawetan menggunakan silinder tertutup (vakum). Pemvakuman yaitu proses pengawetan kayu dengan cara memasukkan kayu ke dalam silinder yang kedap udara, dan mengeluarkan udaranya dengan pompa vakum, kemudian mengisinya dengan bahan pengawet tanpa memberi kesempatan udara masuk lagi.

Kelebihan metode ini yaitu penetrasi dan retensi yang diperoleh tinggi, waktu pelaksanaan relatif singkat serta dapat mengawetkan kayu basah dan kering. Menurut penelitian lama waktu pemvakuman yang optimal adalah 30 menit.

Bahan pengawetan kayu jabon yang baik harus bersifat racun terhadap organisme perusak kayu, mudah meresap, aman digunakan, dan tidak merusak kayu. Kualitas pengawetan ditentukan dengan mengamati absorbsi, penetrasi, retensi, uji mortalitas rayap, pengurangan berat, dan derajat kerusakan kayu.

Leave a Reply