You are currently viewing Mungkinkah Menggunakan Anti Rayap Kayu Alami? Apakah Efektif?
Rayap kayu

Mungkinkah Menggunakan Anti Rayap Kayu Alami? Apakah Efektif?

Rayap kayu menyerang bahan kayu di rumah kita tanpa pilih-pilih. Agar lebih aman kita butuh mengunakan anti rayap alami. Efektifkah menggunakan bahan alami?

Rayap kayu (Cyrptotermes sp.) adalah serangga pemakan kayu yang memegang peranan penting dalam ekosistem. Tapi tidak untuk di rumah, rayap justru menjadi penghalang untuk mewujudkan rumah sehat, rapi dan bersih. Rayap juga merupakan salah satu musuh terbesar dari perabotan/mebel rumah, seperti lemari, pintu dan jendela rumah.

Sekitar 10% dari 4.000 spesies (2.600spesies, telah diketahui taksonominya) dikenal sebagai hama yang dapat menyebabkan kerusakan struktural pada bangunan, tanaman atau hutan plantasi. Sejak tahun 1982 kasus serangan rayap kayu pada bangunan gedung di Indonesia telah mulai banyak dilaporkan.

Laporan tentang masalah tersebut telah banyak dikumpulkan hampir dari seluruh propinsi di Indonesia. Bahkan Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum pada pertengahan tahun 1983 menyatakan bahwa kerugian akibat serangan rayap kayu pada bangunan gedung pemerintah saja diperkirakan mencapai seratus milyar rupiah setiap tahun.

Sampai saat ini, dalam pengendalian serangan rayap kayu skala lapangan, sebagian besar memakai bahan kimia yang sangat beracun dan tidak ramah lingkungan seperti asam borak, CCB (Copper-Chrome-Boron), CCA (Copper-ChromeArsen), dan CCF (Copper-Chrome-Flour). Ini akan merusak lingkungan jika tidak diantisipasi karena bahan tersebut sukar dirombak oleh alam.

Salah satu cara pengendalian yang dapat digunakan terhadap serangan hama rayap kayu namun tidak berbahaya adalah insektisida botani. Insektisida secara umum adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu atau hama serangga seperti rayap. Selain toksik (membunuh), insektisida juga ada yang berupa repellent yaitu bekerja dengan mencegah atau menolak hama serangga seperti rayap. baca juga: Beginilah Cara Mengawetkan Kayu Secara Tradisional Dan Modern.

Senyawa terpenoid merupakan senyawa kimia hasil metabolisme sekunder dari tanaman yang dapat digunakan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu, sehingga dapat digunakan sebagai insektisida botani yang relatif lebih aman karena residunya mudah hilang di alam.

Akar wangi (V. zizanioides Stapf) merupakan salah satu tanaman penghasil metabolisme sekunder yaitu berupa minyak atsiri. Tanaman ini menghasilkan vetiver oil yang banyak digunakan dalam pembuatan parfum, kosmetik, pewangi sabun, obat-obatan, serta pembasmi dan penolak serangga (repellent). Vetiver oil mempunyai aroma yang lembut dan halus karena ester dari asam vetinenat dan adanya senyawa vetivenol (Departemen Pertanian, 1989).

Akar wangi telah digunakan secara tradisional sebagai tanaman obat dan aromatik di banyak negara,  jauh sebelum penggunaannya dalam konservasi tanah dan air diwujudkan pada akhir 1980-an. Menurut National Research Council (1993), tanaman akar wangi mempunyai kemampuan sebagai senyawa toksik terhadap serangga, pelindung tanaman pertanian dari serangga parasit, rayap kayu dan tikus. Senyawa kimia yang terkandung dalam akar wangi yaitu berupa senyawa terpenoid diantaranya adalah α-vetivon, β-vetivon, khusimon dan khusiton.

 

Leave a Reply