Terdapat beragam jenis bahan aktif pestisida yang dilarang pemerintah karena dianggap membahayakan. Kandungan dalam bahan-bahan aktif tersebut lebih berpotensi menimbulkan berbagai masalah tambahan dibandingkan dengan kemampuannya untuk menjadi pestisida.
Di artikel ini akan disebutkan berbagai jenis bahan aktif yang dianggap berbahaya tersebut. Yang beberapa peredarannya sudah dilarang atau yang masih hanya dibatasi oleh pemerintah.
Pestisida dan Pro Kontra Penggunaannya
Pestisida atau anti hama mengacu pada bahan sintetis yang dibuat dengan tujuan untuk melindungi produk dari berbagai jenis hama, gulma, hingga penyakit. Produk ini memiliki sejarah penggunaan yang lama pada berbagai bidang yang dikelola manusia.
Meski populer digunakan dalam bidang pertanian, beberapa industri lain juga kerap mengandalkan penggunaan pestisida. Seperti contohnya dalam industri kayu, mebel dan sebagainya.
Dengan sejarahnya yang lama digunakan, bahan ini mengalami berbagai pro dan kontra terkait dengan keamanannya bagi kesehatan dan lingkungan. Sejarah mencatat, bagaimana pestisida yang dulunya dielu-elukan kemudian dilarang oleh pemerintah karena dianggap menyebabkan kerugian yang besar.
Misalnya Dikloro Difenil Trikloroetan atau yang biasa dikenal sebagai DDT. DDT dulunya sangat diandalkan dalam bidang pertanian untuk membasmi serangga namun kini penggunaannya dilarang pemerintah. DDT dilarang karena bahan aktifnya termasuk bahan aktif pestisida yang dilarang pemerintah.
Selian DDT, sebenarnya masih banyak lagi contoh pestisida lain yang berubah pamor dari disukai hingga dilarang. Pelarangan seperti ini biasanya terjadi dalam beberapa skala. Ada bahan aktif dalam pestisida yang dilarang secara umum. Namun, ada pula bahan aktif dalam pestisida yang dilarang pemerintah secara terbatas.
Tabel Jenis Bahan Aktif Pestisida yang Dilarang Pemerintah
Berikut ini daftar bahan aktif pestisida yang dilarang oleh pemerintah. Semua pestisida yang memiliki kandungan bahan aktif di bawah ini telah dilarang penggunaan dan peredarannya oleh pemerintah.
NO | NAMA BAHAN AKTIF | NO | NAMA BAHAN AKTIF |
1 | 2, 3, 5 – T | 20 | Heptaklor |
2 | 2, 4, 5 – Triklorofenol | 21 | Kaptafol |
3 | 2, 4, 6 – Triklorofenol | 22 | Klordan |
4 | Natrium 4 – Brom – 2, 5 – diklorofenol | 23 | Klordimefon |
5 | Aldikarb | 24 | Leptofos |
6 | Aldrin | 25 | Lindan |
7 | Arsonat (MSMA) | 26 | Metoksiklor |
8 | Cyhexatin | 27 | Mevinfos |
9 | Diklorodifeniltrikloroetan (DDT) | 28 | Monosodium metam |
10 | Dibromokloropropan (DBCP) | 29 | Natrium klorat |
11 | Dielrin | 30 | Natirum tribromofenol |
12 | Diklorofenol | 31 | Paration metal |
13 | Dinoseb | 32 | Pentaklorofenol (PCP) dan garamnya |
14 | EPN | 33 | Senyawa arsen |
15 | Endrin | 34 | Senyawa merkuri |
16 | Etilen Dibromidal (EDB) | 35 | Strikhnin |
17 | Fosfor Merah | 36 | Telodrin |
18 | Halogen fenol | 37 | Toxaphene |
19 | Heksaklorida (HCH) dan isomernya |
37 jenis bahan aktif yang menjadi sumber efisiensi penggunaan pestisida ini sudah mendapat larangan resmi penggunaan pestisida. Sehingga keberadaan bahan-bahan aktif tersebut sudah pasti tidak boleh digunakan untuk bahan pestisida.
Namun ada beberapa bahan lain yang sebenarnya masih dapat digunakan. Hanya saja harus mengikuti batas-batas atau kadar tertentu agar efektifitasnya lebih maksimal.
Bahan Aktif Pestisida yang Peredarannya Dibatasi di Indonesia
Beberapa bahan dasar untuk aktifasi efisiensi pestisida juga diatur di Indonesia. Mengikuti aturan terhadap adanya bahan-bahan yang dilarang untuk digunakan, pemerintah Indonesia juga memiliki batasan tersendiri terhadap beberapa bahan yang masih bisa digunakan dalam kadar tertentu.
Berikut ini adalah daftar beberapa bahan aktif pestisida yang peredarannya masih hanya dibatasi oleh pemerintah Indonesia
NO | Nama Formulasi | Nama dan Kadar Bahan Aktif |
1 | Celphide 56 PI | aluminium fosfida: 56% |
2 | Celphos 56 T | aluminium fosfida: 56% |
3 | Gramoxone | Parakuat diklorida: 276 g/l(setara dengan ion parakuat: 200 g/l) |
4 | Gramoxone S | parakuat diklorida: 276 g/l(setara dengan ion parakuat: 200 g/l |
5 | Herbatop 276 AS | parakuat diklorida: 276 g/l(setara dengan ion parakuat: 200 g/l) |
6 | Kovin 80 P | seng fosfida: 80% |
7 | Magtoxin 60 Pt | Magnesium fosfida: 57% |
8 | Mestagas | aluminium fosfida: 60,7% |
9 | Metabrom 98 LG | metil bromida: 98% |
10 | Mebrom 98 LG | metil bromida: 98% |
11 | Nuvan 50 EC | diklorvos: 500 g/l |
12 | Nuvantop 500 EC | diklorvos: 500 g/l |
13 | Para-col | parakuat diklorida: 248,4 g/l(setara dengan ion parakuat: 180 g/l) |
14 | Phostoxin 56 | aluminium fosfida: 56% |
15 | Phostoxin 57 P | aluminium fosfida: 57% |
16 | Sobrom 98 LG | metil bromida: 98% |
17 | Supracide 40 EC | metidation: 420 g/l |
18 | Termisidin 350 EC | endosulfan: 332,5 g/l |
Dengan peredaran beberapa bahan aktif untuk pembuatan pestisida yang terbatas. Tentu dikhawatirkan pula jika bahan-bahan tersebut digunakan berlebihan dapat berakibat buruk.
Bahaya Penggunaan Pestisida Bagi Kesehatan
Penggunaan pestisida sendiri sebenarnya sangat beresiko bagi kesehatan manusia. Terutama dalam praktik penggunaan pestisida di bidang pertanian, yang akan menghasilkan produk untuk konsumsi manusia.
Bahaya yang bisa ditimbulkan tersebut bukan hanya saat Anda mengkonsumsi produk yang telah diaplikasikan dengan pestisida saja. Tetapi juga saat Anda menggunakan atau mengaplikasikan pestisida itu sendiri, resiko yang ditimbulkan juga sama besarnya.
Berikut ini beberapa bahaya pada kesehatan manusia yang dapat timbul akibat paparan pestisida:
1. Masalah Gangguan Reproduksi
Bahan aktif pada pestisida bukan hanya dapat berpengaruh pada hama saja. Tetapi juga pada manusia yang terkena paparan pestisida secara langsung dan terus menerus. Masalah gangguan reproduksi ini bisa terjadi pada wanita maupun pria.
Gangguan pada pria bisa menyebabkan adanya gangguan hormonal yang dapat mengakibatkan terjadinya penurunan produksi sperma. Sedangkan pada wanita resiko yang ditimbulkan adalah adanya gangguan pada kesuburan.
Dan jika pada ibu hamil, bisa berpotensi terhadap pertumbuhan janin yang tidak normal. Hingga dapat pula menyebabkan kelahirkan secara prematur.
2. Pubertas Dini
Masalah gangguan kesehatan lain akibat paparan pestisida juga bisa berpengaruh pada masalah pubertas. Biasanya yang mengalami ini adalah anak laki-laki, karena adanya bahan kimia dalam pestisida yang bisa memicu peningkatan hormon testosteron.
3. Parkinson
Bukan hanya menimbulkan pubertas dini, paparan bahan kimia dari pestisida juga dapat meningkatkan resiko seseorang terkena penyakit parkinson. Terlebih jika secara terus menerus terkena paparan pestisida.
4. Penyakit kanker
Kerusakan yang ditimbulkan pada organ tubuh manusia bukan hanya pada area saraf yang menjadikan munculnya penyakit parkinson. Dalam kerusakan dan paparan lebih besar, kerusakan bisa terjadi pada berbagai organ tubuh lainnya.
Sehingga tak jarang menyebabkan munculnya penyakit kanker yang akan beresiko merenggut nyawa manusia.